default ads banner CODE: NEWS / LARGE LEADERBOARD / 970x90

Anak Pejabat Sebaiknya Belajar Pada Mas Gibran

Anak Pejabat Sebaiknya Belajar Pada Mas Gibran
Opini
default ads banner CODE: NEWS / BANNER 1 / 468x60

NWDI. Online. Com - Geram. Kata itu menjadi pembuka tulisan saya ini begitu menyaksikan video singkat penganiayaan  Mario Dandy Satriyo (MDS) pada remaja 17 tahun bernama David. Dalam video itu remaja ini dikeroyok. Sudah tak berdaya, masih pula dihajar. Sadis. 

Kini remaja ini tengah terbaring koma. Belum sadarkan diri. Berjuang untuk kembali siuman. Semoga Allah, Tuhan Yang Maha Esa segera menyembuhkan David. 

Ulah brutal MDS ini akhirnya menyeret orang tuanya. Sang Bapak pejabat di Direktorat Jenderal Pajak. Gaya hidup MDS langsung diblejeti oleh netizen. MDS yang sangar ini rupanya doyan pamer kekayaan. Selain memakai Rubicon sehari-hari, termasuk ketika menjemput David, MDS ini doyan menggunakan motor mewah. Harley. Untuk anak usia 20 tahun, gaya MDS benar-benar borjuis. 

Kelakuan MDS yang nirakhlak ini akhirnya menyeret ayahnya. Lagi-lagi netizen gercep, bermunculan jejak kekayaan keluarga ini. Fantastis. Kekayaannya mengalahkan Dirjen Pajak, bahkan Ibu Menteri Keuangan sendiri. 

Meminjam istilah Jawa, anak polah bapak kepradah. Anak yang berbuat, bapaknya harus menanggung malu. Memikul akibatnya. Aksi brutal MDS membuat ayahnya ikut kena getah. Selain dicopot dari jabatan, ia harus siap-siap diusut kekayaannya. 

Apa yang dilakukan MDS ini sejatinya bukan cerita baru. Pemberitaan kerap wara-wiri menceritakan, anak pejabat atau orang berpunya pamer harta. Atau gedebak-gedebuk semaunya. Bukan sekadar tampil hedon dan borjuis, acapkali dia sok kuasa. Adigang, adigung, adiguna. 


Anak Pejabat Harus Belajar Pada Gibran Rakabuming Raka


Setelah melihat kelakuan MDS ini, saya sempat mbatin. "Lha anake presiden wae ra kemesok,  andap asor. (Anak presiden saja tidak sok, rendah hati). Ini kok, baru jadi anak pejabat pajak saja tingkahnya ugal-ugalan. 

Seperti kebetulan, di tengah viralnya kasus MDS ini, saya baru menyaksikan dari dekat sosok anak Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka yang saat ini menjadi Wali Kota Solo. Publik kerap menyampaikan, bila sosok putra orang nomor satu di Indonesia ini "opo anane". Sederhana dan ramah. 

Di Praciman Tuin, Pura Mangkunegaran saya  memverifikasi cerita itu. Pemuda yang akrab disapa Mas Gibran ini tanpa sengaja berada satu tempat syuting dengan Ketua Harian Nasional Partai Perindo H Muhammad Zainul Majdi. Disini ulama yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) ini pun tengah syuting acara religi. 

Meski berlabel anak Presiden Indonesia, plus Wali Kota Solo, Mas Gibran menunjukkan adab yang baik. Melalui timnya, ia hendak memindahkan lokasi syuting. Tak ingin mengganggu TGB yang sudah lebih dahulu disana. Sebaliknya, ketika mengetahui Mas Gibran akan tiba, TGB meminta syuting break sejenak. 

"Episode kita sudah banyak kan. Kita istirahat dulu kalau begitu, " ucap TGB kepada para kru TV. 

Tak berapa lama, Mas Gibran muncul ke tengah taman. Melihat ada TGB, ayah Jan Ethes ini setengah berlari menghampiri ulama asal Provinsi NTB. Disaat yang sama, TGB pun mendatangi Mas Gibran. Wali Kota Solo ini membungkuk, berusaha mencium tangan TGB namun ditarik. 

Saat digandeng TGB untuk terlibat satu frame acara, dengan membungkuk dan tangan mengatup Mas Gibran menolaknya. Berulangkali sebutan "Tuan Guru saja" Ia lontarkan. Dengan sopan ia juga memohon izin pada TGB untuk bisa syuting. 

Tak berapa lama setelah pengambilan gambar oleh televisi nasional, Mas Gibran mendatangi kembali TGB. Menuju ruang tunggu. Ucapan terima kasih meluncur. Dan lagi-lagi permohonan maaf karena menganggu syuting TGB disampaikan. TGB pun menepuk pundaknya dan mengaku merasa tak diganggu. 

Pemandangan yang sama kembali terlihat saat TGB beserta keluarganya diundang makan siang di Loji Gandrung. Mas Gibran ramah menyambut. Bahkan, putri TGB yang membersamai diajak bercerita. Membahas buku yang diberikan oleh Mas Gibran pada mereka. Sabar merespon pertanyaan-pertanyaan khas anak-anak. TGB pun memberi pesan kepada putra orang nomor satu di Indonesia ini, "Stay Humble ya Mas Gibran".

Keramahan Gibran ini dibalut dengan sikapnya yang tak doyan pamer barang mewah. Mobil yang dipakai pun sehari-hari sederhana. Dari penuturan ajudannya, ia menolak untuk dikawal-kawal. Suka turun, bercengkerama dengan masyarakat sendirian. 

Anak pejabat, anak-anak orang kaya, anak tokoh publik di negeri ini harus belajar dari Gibran. Sebagai orang yang kerap mendapat perhatian, selalu jadi sasaran julidnya netizen, dapat menunjukkan diri yang apa adanya. (*)

Muhammad Syaiful Febrian Putra (Staf Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo) 


  • Tags
default ads banner CODE: NEWS / BANNER 2 / 468x60

You can share this post!

Komentar