default ads banner CODE: NEWS / LARGE LEADERBOARD / 970x90

Hujjah Persamaan NW-NWDI | NWDIOnline

Hujjah Persamaan NW-NWDI | NWDIOnline
Opini
default ads banner CODE: NEWS / BANNER 1 / 468x60

NWDI Online. Com - Sebenarnya tulisan kali ini tujuan utamanya memperkokoh kesepakatan RTGB KH. Zainuddin Ats-Sani dan TGB. Dr. KH. M. Zainul Majdi, MA., dimana kesepakatan tersebut membuka lembaran baru bagi dinamika zurriyat dan warga Hamzanwadi.

Penguatan kesepakatan tersebut sangat penting agar semua elemen masyarakat mengerti latar belakang, tujuan, isi dan manfaatnya bagi masyarakat umum. Dan berharap semoga pihak terkait serta semua elemen masyarakat komitmen melaksanakan isi perjanjian.

Untuk membatasi pembahasan, tulisan dibatasi seputar dasar-dasar pemikiran yang memperkuat narasi persamaan NW-NWDI. Kenapa itu penting? Sebab kesepakatan itu esensinya agar zurriyat dan jamaah bisa bersatu dalam semangat meneruskan perjuangan Bapak Maulanasyaikh. Sementara ormas NWDI sebagai bagian kesepakatan sering dipersepsi sebagai bentuk pembangkangan terhadap sumpah bai’at.

Oleh karenanya, untuk mengerti persamaan NW-NWDI, harus meletakkan nalar dalam frekwensi yang sama.

Landasan pertama, persamaan NW-NWDI adalah iman.

Kita ketahui, iman taqwa merupakan misi inti organisasi yang didirikan Almagfurulah Maulanasyaikh. Iman boleh dikatakan muara dari program pendidikan sosial dan dakwah Hamzanwadi. Sehingga perbuatan yang melanggar norma-norma agama bisa disebut merusak perjuangan Bapak Maulanasyaikh.

Apapun masalah yang terjadi di organisasi, seharusnya menjadi kesempatan menunjukkan pengkhidmatan terbaik ditengah masyarakat. Legtimasi tertinggi kebijakan organisasi adalah umat. Jika masyarakat disuguhkan masalah yang bikin dia tegang, tidak tenang, dapat pastikan masyarakat akan menjadi apatis pada warisan Almagfurulah.

Masalah yang mendera merupakan ujian kualifikasi bagi pejuang Hamzanwadi. Teruslah Berfastabiqul khqirat... Teruslah berkontribusi untuk kemajuan dan kesejahteraan. Supaya tidak terjebak pada hal-hal yang tidak substansi.

Demi menciptakan kedamaian dan ketenangan masyarakat terimalah kenyataan bahwa hakekatnya NW-NWDI sama.

Hayati rukun iman ke enam bahwa ketentuan baik dan buruk datang dari Allah SWT. Jika spirit iman ini dihayati dalam tindak tutur maka akan percaya apa yang terjadi di organisasi pasca wafatnya Al-Maghfurulah merupakan kehendak sang Pencipta. Hindari memperbesar perbedaan yang kecil. Fokus pada program-program keummatan.

Landasan kedua persamaan NW- NWDI adalah Nasab.

Kalau berpikir jernih dan objektif maka akan tampak bahwa NW-NWDI satu-kesatuan. Sebab kedua pimpinan merupakan putra-putri terbaik zurriyah guru besar Almagfurulah Maulansyaikh.

Jika membaca dan mencermati wasiat dengan seksama dan utuh. Maka ditemukan secara tersurat maupun tersirat bahwa TGB. KH. Muhammad Zainul Majdi, MA dan RTGB. KH. Muhammad Zainuddin At-sani selaku putra terbaik umi Hj. Siti Rauhun ZAM dan ummi Hj. Siti Raehanun ZAM, punya porsi yang sama dalam meneruskan perjuangan bapak Maulanasyaikh.

Seperti pesan wasiat di bawah:

"Wahai anakku Rauhun Raehanun

Tetapkan diri selangkah seayun

Membela NW turun temurun

Bertangga naik berjenjang turun"

Pesan wasiat yang secara khusus mengkhitob kedua putrinya satu penegasan. Bahwa kedua zurriat sama-sama diamanahkan untuk meneruskan warisan Almagfurulah, dan yang disebut warisan adalah NWDI, NBDI DAN NW.

Dengan demikian, NW-NWDI satu entitas. meskipun secara faktual berbeda ditinjau dari sisi tahun pendirian, akte notaris maupun anggaran dasar rumah tangga organisasi.

Perlu di garis bawahi, perbedaan tersebut bukan berarti tidak SAMA. Karena jika mau disebutkan, persamaannya jauh lebih banyak daripada perbedaannya.

Untuk mengerti itu, mari cermati makna hakiki konsep "persatuan". Seperti yang di tulis cendekiawan muslim Norkholis Majid. Ketika menjelaskan hakekat persatuan islam. Menurutnya, persatuan islam itu bukan berarti menghilangkan perbedaan. Persatuan itu bukan menyeragamkan umat muslim, apalagi menyatukan pikiran umat islam. Persatuan islam hakekatnya menyatukan visi dan semangat dalam mencapai cita-cita bersama yaitu islam yang rahmatan lilaalamiin dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Adanya aliran pemikiran islam yang berkembang dikalangan ulama dan cendekiawan kontemporer bukan berarti islam terpecah-belah. Al-Quran adalah kitab yang maha sempurna. Tak seorangpun mampu menggali secara komprehensif kandungan satu ayat tuhan. Oleh karenanya perbedaan dalam mengambil istinbat hukum sesuatu yang sah dan diapresiasi oleh agama, dengan menyebutnya perbedaan adalah rahmat.

Demikian juga, konsep PERSAMAAN NW-NWDI. Kata "Persamaan" bukan berarti tidak Ada PERBEDAAN. Adanya PERBEDAAN bukan berarti tidak SAMA. Apalagi faktanya persamaannya lebih banyak dari perbedaannya, dengan logika itu cukup untuk menyimpulkan NW-NWDI hakekatnya SATU. Kesatuan/persamaan dimaksudkan adanya kesamaan visi meneruskan perjuangan Bapak Maulansyaikh.

Landasan ketiga persamaan NW-NWDI wasiat renungan masa.

Wasiat renungan masa merupakan kitab babonnya Warga Hamzanwadi. Sebagai sebuah pedoman organisasi intelektual Hamzanwadi punya tanggung jawab menjadikannya pondasi untuk memperkokoh silaturahmi antar warga. seperti fatwa Al-Maghfuulah di setiap kesempatan. "Kompak utuh bersatulah".

Wajib ain hukumnya intelektual muda mengembangkan narasi yang bisa dipedomani masyarakat untuk membina keutuhan warga dan umat secara keseluruhan. Ada semacam tanggung jawab moral bagi kelas menengah Hamzanwadi (para intelektual) memaknai pesan moral Al-Maghfurulah sesuai kondisi dan kebutuhan umat. Tentu mengacu pada paradigma ilmiah yang bisa memberikan ruang bagi kita untuk memberikan tafsir terhadap penomena sosial dan pedoman wasiat sesuai kondisi masa kini.

Masalah yang muncul di organisasi selain merupakan bias masalah keluarga dan politik, dapat juga bersumber dari pesan moral Al-Magfurulah yaitu pesan yang termasuk kategori "mutasyabih" (Meminjam istilah ilmu studi Alquran) Karena maknanya menimbulkan multitafsir.

Namun ada juga nasehat/pesan yang termasuk kategori 'muhkamat". Seperti: menegakkan iman taqwa, menjaga persatuan dan kesatuan (kompak, utuh, bersatu) dan ikut berpartisipasi dalam membangunan tanah air.

Pesan-pesan yang termasuk kategori muhkamat inilah yang seharusnya mendapat porsi lebih banyak untuk di dakwahkan melalui mimbar.

Sedangkan Pesan yang termasuk kategori "mutasyabih" butuh pendekatan lain untuk bisa menemukan makna hakiki dan majazinya. Kita mengenal beberapa paradigma dalam menjelaskan problem hermeneutika dalam pesan mutasyabih. Seperti hermeneutika teoritis, hermeneutika folosofis dan hermeneutika kritis. (Karenan keterbatasan ruang tidak bisa dijelaskan disini).

Saya mendengar dan melihat dimedia sosial masih ada anak muda yang ditokohkan bicara wasiat tapi miskin paradigma. Ahirnya ketika menjelaskan pesan wasiat ujung-ujungnya, memprovoksi umat agar mengikuti emosi pribadinya.

Kalau pengajaran Bapak Maulanasyaikh diperas, akan ketemu santan patinya berupa: menegakkan iman-taqwa, izzul islam wal muslimiin

Perdebatan yang berkembang ditengah umat lebih banyak disebabkan "Truthclaim" dan suka "menghakimi". Mungkin kalau berpikirnya fokus pada program kebaikan ummat. Minimalisir menghakimi. Fahami tugas kita adalah menyempurnakan ikhtiar menggali kebenaran dengan terus berkarya dan mengabdi. Bila saatnya, Tuhan akan tunjukkan kebenaran haqiqi itu. Dan kita tidak usah khawatir seandainya tergolong kelompok yang keliru dalam ijtihad organisasi, selama diniatkan sebagai proses pencarian kebenaran, dan tindak tutur kita sesuai dengan Qur’an hadits, percaya apa yang dijanjikan Nabi SAW bahwa jika ijtihad kita benar akan di ganjar dua kebaikan. Jika salah akan diganjar satu kebaikan. Tetaplah istiqomah membina iman taqwa.

Semoga tetap berikhtiar menemukan kebenaran dengan terus berkarya untuk kekompakan keadilan dan kesejahteraan umat. Amiiin'yaa mujiibassaailiin. Wallohu A’lamubishshowab. (red).

Amq Bongoh, 5 Oktober 2022


  • Tags
default ads banner CODE: NEWS / BANNER 2 / 468x60

You can share this post!

Komentar