NWDI Online. Com - Khotbah ke 1
Bismillahiwabihamdihi
اَلسَّلاَم٠عَلَيْكÙمْ وَرَØْمَة٠الÙلّٰه٠وَبَرَكَاتÙÙ‡Ù
اَلْØَمْد٠لÙلّٰه٠الَّذÙيْ أَرْسَلَ رَسÙوْلَه٠بÙالْهÙدَى وَدÙيْن٠الْØَـقÙÙ‘
Ù„ÙÙŠÙظْهÙرَه٠عَلَى الدÙّيْن٠كÙÙ„Ùّه٠وَلَوْ كَرÙÙ‡ÙŽ الْمÙسْرÙÙƒÙوْنَ
أَشْهَد٠أَنْ لَا اÙلٰهَ Ø¥Ùلاَّ اللّٰه وَأَشْهَد٠أَنَّ Ù…ÙØَمَّدًا رَسÙوْل٠اللّٰه
اَللّٰهÙـمَّ صَلÙÙ‘ عَلَى سَيÙّدÙنَا Ù…ÙØَمَّد٠وَعَلَى اٰلÙه٠وَأَصْØَابÙه٠أَجْمَعÙيْنَ،
قَالَ اللّٰه٠تَعَالَى ÙÙيْ ÙƒÙتَابÙه٠الْكَرÙيْم،
يَا اَيّÙهَا الَّذÙيْنَ آمَنÙوْا اتَّقÙوْا اللّٰهَ Øَقَّ تÙقَاتÙه٠وَلاَ تَمÙوْتÙنَّ Ø¥ÙلاَّوَأَنْتÙمْ Ù…ÙسْلÙÙ…Ùوْنَ.
أَعÙوذ٠بÙاللَّه٠مÙÙ†ÙŽ الشَّيْطَان٠الرَّجÙيمÙ
بÙسْم٠اللّٰه٠الرَّØْمَن٠الرَّØÙيْمÙ
وَاذۡكÙرۡ عَبۡدَنَاۤ اَيّÙوۡبَۘ اÙØ°Û¡ نَادٰى رَبَّهٗۤ اَنّÙيْ مَسَّنÙÙŠÙŽ الشَّيۡطٰن٠بÙÙ†Ùصۡب٠وَّعَذَابÙØ•
صَدَقَ اللّٰه٠الْعَظÙيْمÙ.
Hadirin jemaah jumat
Rokhimakumullah.
Mengawali khutbah pada siang hari ini, khotib berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada kita semua untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala, dengan senantiasa berupaya melakukan semua kewajiban dan meninggalkan semua larangaNya.
Solawat dan salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad.......Solallahu 'Alaihi Wasallam berserta keluarganya, sahabatnya, Semoga pada hari kiamat nanti kita dan keluarga besar kita mendapatkan syafa'atnya, Aamiin Ya Robbal Aalamiin.
Hadirin Jemaah Jum'at Rohimakumulloh
Nabi Ayub A.S, anak Ish bin Ishaq bin Ibrahim A.S. Beliau seorang nabi yang sangat kaya sekali. mempunyai ternak yang bermacam-macam seperti: sapi,kambing, kuda, keledai, unta, dan lain sebagainya.
Beliau seorang yang baik hati, suka mengeluarkan harta bendanya untuk membantu fakir miskin, yatim piatu, memuliakan tamu dan sebagainya.
bahkan semakin kaya semakin bertambah taatnya kepada Allah SWT.
Setiap orang yang beriman dan taat beribadat, syaithan selalu mencoba mengodanya. Demikian pula akan halnya terhadap Nabi Ayyub A.S
Dengan berbagai cara dan akal bulus, syaithan mencoba membujuknya dengan merayu-rayu dan dengan senjatanya yang ampuh, agar nabi Ayyub dapat bergeser dari imannya dan dari ibadahnya.
Tetapi nabi Ayub tak bergeming dari godaan syetan tersebut.
Cobaan Allah kepada Nabi Ayyub A.S.
Pertama harta bendanya habis, sehingga Nabi Ayyub yang tadinya kaya raya, lama kelamaan menjadi miskin. Hal ini tidak menggoncangkan keimanannya, karena beliau senantiasa ingat bahwa semua manusia lahir ke dunia tidak membawa apa-apa, kemudian Allah memberikannya rizqi dan Allah lah yang memberikan kekayaan. Dan kepada Allah harta benda itu kembali, yakni Allah lah yang mengambil kembali harta itu.
Ma'asyirol Muslimin Rohimakumulloh
Dari ujian cobaan ini, luluslah nabi Ayyub. Beliau tidak bergeser sedikit pun imannya dan ibadahnya kepada Allah. Kemudian Allah mengujinya lagi, anak-anaknya yang banyak itu, banyak pula yang meninggal.
Dari waktu ke waktu cobaan dan ujian itu terus berjalan.
Cobaan ini tidak mempengharui diri Nabi Ayyub, beliau ingat bahwa manusia semula dari Allah, kemudian kembali kepada-Nya, termasuk dirinya akan kembali pula kepada-Nya.
Cobaan itu diterima oleh nabi Ayyub dengan sabar, kemudian syaithan berusaha dengan lebih gigih untuk menggoncangkan keimanan Nabi Ayyub. Dan Allah mengujinya dengan memberikan penyakit yang dahsyat, penyakit yang tidak sembuh-sembuh, sehingga rupanya nabi Ayyub pun berubah dan kelihatannya sangat tua sekali. tetapi ia pun tetap tenang dan sabar, tidak pernah mengeluh karena sakitnya itu, dan segala ibadah yang dikerjakannya sebagaimana waktu sebelum sakit ia kerjakan dengan bertambah khusyu’.
Syaithan pun putus asa, karena dengan cara apa pun tidak berhasil menggoda Ayyub, walau bagaimanapun sakit yang dideritanya, imannya tidak bergeser sedikitpun. Maka syaithan mencari jalan lain dengan memperdaya istrinya, supaya berkurang kesetiaannya dalam menjaga suaminya.
Pada suatu hari istri Nabi Ayyub enggan melayani suaminya. Nabi Ayyub menjadi marah kepada istrinya dengan berujar : Jika aku sembuh pasti kupukul seratus kali .
dan Nabi Ayyub berdo’a kepaada Allah SWT sebagaimana tertera dalam Al-Qur'an Surat Sad ayat 41.
وَاذۡكÙرۡ عَبۡدَنَاۤ اَيّÙوۡبَۘ اÙØ°Û¡ نَادٰى رَبَّهٗۤ اَنّÙيْ مَسَّنÙÙŠÙŽ الشَّيۡطٰن٠بÙÙ†Ùصۡب٠وَّعَذَابÙØ•
"Ingatlah ketika Nabi Ayyub menyeru kepada Tuhan-nya :Ya Tuhanku, aku dapat penyakit dan cobaan yang sebabkan oleh syaithan".
Do’a Nabi Ayyub dikabulkan Alloh SWT dan Nabi Ayyub pun sembuh dari penyakitnya, dan harta kekayaannya pun kembali seperti sedia kala, juga keluarganya sehat-sehat seperti sedia kala.
Alloh memperlihatkan keimanan Nabi Ayyub A.S yang tidak sedikit pun bergeser walaupun musibah dan cobaan bertubi-tubi, sehingga syaithan menjadi kalah dan tidak berdaya. Sewaktu Nabi Ayyub berdo’a minta sembuh, Tuhan berfirman sebagaimana tertera dalam QS. Sad ayat 42.
اÙرۡكÙضۡ بÙرÙجۡلÙكَ‌ Ûš هٰذَا Ù…Ùغۡتَسَلٌ Û¢ بَارÙدٌ وَّشَرَابٌ
"Hentakkanlah injaklah dengan keras kakimu ke atas bumi, niscaya terbit di sana mata air yang sejuk, maka mandi dan minumlah, lalu sembuhlah penyakitnya".
Setelah Nabi Ayyub sembuh dari penyakitnya, kemudian Nabi Ayyub ingin melaksanakan janjinya untuk memukul istrinya seratus kali, maka hal itu dibolehkan oleh Allah sebagaimana firman-Nya dalam
QS. Sad ayat 44
ÙˆÙŽØ®ÙØ°Û¡ بÙيَدÙÙƒÙŽ ضÙغۡثًا ÙَاضۡرÙبْ بّÙهٖ وَلَا تَØۡنَثۡ‌ؕ اÙنَّا وَجَدۡنٰه٠صَابÙرًا‌ Ø• Ù†Ùعۡمَ الۡعَبۡدÙ‌ Ø• اÙنَّـهٗۤ اَوَّابٌ
“Ambillah sekerat kayu dengan tanganmu, lalu pukullah istrimu dengan itu, maka tiadalah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami mendapati Ayyub itu orang yang sabar, dia sebaik-baik hamba dan banyak bertaubat kepada Allah SWT".
Hadirin Sidang Jum'at Yang Berbahagia
Demikian Nabi Ayyub tidak jadi memukul istrinya seratus kali pukul, tetapi lidi yang seratus itu dijadikan satu ikatan dan dipukulkan sekali saja, untuk melaksanakan janjinya itu sewaktu beliau masih sakit.
Istri Ayyub adalah wanita yang shalehah, ia berbuat sesuatu bukanlah karena tabi’atnya yang jelek, namun karena digoda oleh syethan, dan Allah SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Tidak lama kemudian Nabi Ayyub mempunyai anak yang banyak, diantaranya anak laki-laki bernama Basyir yang digelari Dzulkifli yang pada akhirnya menjadi seorang nabi pula.
Kesimpulan dari khotbah ini Nabi Ayub orang yang takwa baik pada waktu kaya, miskin dan sakit dalam waktu yang lama senantiasa tidak bergeming dari godaan syetan yang terkutuk.
Akhir kata semoga kita senantiasa mendapat petunjuk dan pertolongan dari Alloh SWT sehingga mampu memenuhi kwajiban menghambakan diri kepada Allah, tetap iman Islam sampai akhir hayat khusnul khotimah.
Aamiin yarobbal 'alamin.
بَارَكَ اللّٰه Ù„ÙÙŠ ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙمْ ÙÙÙ‰ اْلقÙرْآن٠اْلعَظÙيْمÙØŒ ÙˆÙŽÙ†ÙŽÙَعَنÙÙŠ ÙˆÙŽØ¥ÙيَّاكÙمْ بÙمَاÙÙيْه٠مÙنْ آيَة٠وَذÙكْر٠الْØÙŽÙƒÙيْم٠وَتَقَبَّلَ اللّٰه٠مÙنَّا ÙˆÙŽÙ…ÙنْكÙمْ تÙلاَوَتَهÙ
Ø¥Ùنَّه٠هÙÙˆÙŽ السَّمÙيْع٠العَلÙيْمÙØŒ
Ø£ÙŽÙ‚Ùوْل٠قَوْلÙÙŠ هَذَا ÙَأسْتَغْÙÙر٠اللّٰهَ العَظÙيْمَ Ø¥Ùنَّه٠هÙÙˆÙŽ الغَÙÙوْر٠الرَّØÙيْم
KHUTBAH ke 2
الْØَمْد٠Ùلله٠الَّذÙيْ أَنْعَمَنَا بÙÙ†Ùعْمَة٠اْلإÙيْمَان٠وَاْلإÙسْلاَمÙ. ÙˆÙŽÙ†ÙصَلّÙيْ ÙˆÙŽÙ†ÙسَلّÙم٠عَلَى خَيْر٠اْلأَنَام٠سَيّÙدÙنَا Ù…ÙØَمَّد٠وَعَلَى اَلÙه٠وَصَØْبÙه٠أَجْمَعÙيْنَ
أَشْهَد٠أَن لاَّ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥Ùلاَّ الله ÙˆÙŽØْدَه٠لَا شَرÙيْكَ لَه٠وَأَشْهَد٠أَنَّ Ù…ÙÙ€Øَمَّداً عَبْدÙه٠وَرَسÙولÙÙ‡.
أَللهÙÙ…ÙŽÙ‘ صَلÙÙ‘ ÙˆÙŽ سَلÙّمْ عَلَى سَيÙّدÙنَا Ù…ÙØَمَّد٠وَ عَلَى آلÙÙ‡Ù ÙˆÙŽ صَØْبÙه٠أَجْمَعÙيْنَ
يَا أَيّÙهَا الَّذÙينَ آمَنÙوا اتَّقÙوا اللَّهَ ÙˆÙŽÙ‚ÙولÙوا قَوْلاً سَدÙيدًا ÙŠÙصْلÙØÙ’ Ù„ÙŽÙƒÙمْ أَعْمَالَكÙمْ وَيَغْÙÙرْ Ù„ÙŽÙƒÙمْ Ø°ÙÙ†ÙوبَكÙمْ وَمَنْ ÙŠÙØ·Ùع٠اللَّهَ وَرَسÙولَه٠Ùَقَدْ Ùَازَ Ùَوْزًا عَظÙيمًا.
Ø¥Ùنَّ اللَّهَ ÙˆÙŽ مَلَئكتَه٠يÙصلّÙونَ عَلى النَّبىّâ€Ù يَأَيهَا الَّذÙينَ ءَامَنÙوا صلّÙوا عَلَيْه٠وَ سلّÙÙ…Ùوا تَسلÙيماً
اَللهÙمَّ اغْÙÙرْ Ù„ÙلْمÙؤْمÙÙ†Ùيْنَ وَاْلمÙؤْمÙنَات٠وَاْلمÙسْلÙÙ…Ùيْنَ وَاْلمÙسْلÙمَات٠اَلاَØْيآء Ù…ÙنْهÙمْ وَاْلاَمْوَاتÙ
اَللهÙمَّ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْÙÙسَنَا ÙˆÙŽØ¥Ùنْ لَمْ تَغْÙÙرْ لَنَا وَتَرْØَمْنَا Ù„ÙŽÙ†ÙŽÙƒÙونَنَّ Ù…ÙÙ†ÙŽ الْخَاسÙرÙينَ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا Ù…Ùنْ أَزْوَاجÙنَا ÙˆÙŽØ°ÙرÙّيَّاتÙنَا Ù‚Ùرَّةَ أَعْيÙن٠وَاجْعَلْنَا Ù„ÙلْمÙتَّقÙينَ Ø¥Ùمَامًا
رَبَّنَا اغْÙÙرْلَنَا Ø°ÙÙ†Ùوْبَنَا ÙˆÙŽÙ„ÙوَالÙدÙيْنَا وَارْØَمْهÙمَا كَمَا رَبَّيَانَاصÙغَارًا
رَبَّنَا آتÙناَ ÙÙÙ‰ الدّÙنْيَا Øَسَنَةً ÙˆÙŽÙÙÙ‰ اْلآخÙرَة٠Øَسَنَةً
ÙˆÙŽÙ‚Ùنَا عَذَابَ النَّار
Ù ÙˆÙŽÙ‚Ùنَا عَذَابَ النَّار
Ù ÙˆÙŽÙ‚Ùنَا عَذَابَ النَّارÙ
سÙبْØَانَ رَبّÙÙƒÙŽ رَبّ٠الْعÙزَّة٠عَمَّا يَصÙÙÙونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمÙرْسَلÙينَ وَالْØَمْد٠لÙلَّه٠رَبّ٠الْعَالَمÙينَ
عÙبَادَاللهÙ.
Ø¥Ùنَّ اللهَ يَأْمÙر٠بÙاْلعَدْل٠وَاْلإÙØْسَان٠وَإÙيْتآء٠ذÙÙŠ اْلقÙرْبىَ وَيَنْهَى عَن٠اْلÙÙŽØْشآء٠وَاْلمÙنْكَر٠وَاْلبَغْي يَعÙظÙÙƒÙمْ لَعَلَّكÙمْ تَذَكَّرÙوْنَ وَاذْكÙرÙوا اللهَ اْلعَظÙيْمَ يَذْكÙرْكÙمْ وَاشْكÙرÙوْه٠عَلىَ Ù†ÙعَمÙه٠يَزÙدْكÙمْ ÙˆÙŽÙ„ÙŽØ°Ùكْر٠الله٠أَكْبَرْ
Aqimussholah. (red).
Sumber: Drs. Moh. Rifai, Riwayat 25 Nabi & Rasul, hal 94-97, Toha Putra, Semarang, 1976 M.
Komentar