default ads banner CODE: NEWS / LARGE LEADERBOARD / 970x90

PG NWDI, Membangun Sinergi Melahirkan Paradigma Baru

PG NWDI, Membangun Sinergi Melahirkan Paradigma Baru
Opini
default ads banner CODE: NEWS / BANNER 1 / 468x60

NWDI Online. Com - Dinamika yang terjadi dalam dunia pendidikan terus menerus berprogres. Terbaru dari perkembangan itu adalah lahirnya kurikulum yang dikenal dengan Kurikulum Merdeka. Kelahiran Kurikulum Merdeka yang dipengaruhi dinamika pembelajaran dewasa ini menghendaki lahirnya paradigma baru dalam setiap diri guru.

Dalam KBBI paradigma bermakna kerangka berpikir. Sesuai dengan makna itu, paradigma baru yang dihadirkan dalam Kurikulum Merdeka mengajak guru untuk berproses menuju perubahan dalam pembelajaran, berproses untuk lahirnya pemahaman terkait hadirnya Kurikulum Merdeka. Hal yang membutuhkan peran serta berbagai elemen terkait diantaranya organisasi profesi guru.

Organisasi profesi guru di Indonesia beragam jenisnya. Organisasi profesi guru ada yang bernaung dan menjadi organisasi atau badan otonom organisasi. Selain itu, ada yang berdiri sendiri tidak berafiliasi dengan organisasi seperti PGRI, IGI FSGI dan lainnya.

Organisasi profesi yang berada di bawah organisasi dan menjadi badan otonom, salah satunya adalah PGNWDI (Persatuan Guru Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah).

Peran organisasi profesi dalam meningkatkan kapasitas guru telah banyak dilakukan oleh organisasi-organisasi profesi guru seperti IGI. Guru-guru yang tergabung dalam wadah organisasi profesi selayaknya mendapatkan perhatian dalam peningkatan kapasitas dalam menghadapi perubahan situasi yang berdampak terhadap perkembangan pembelajaran yang kemudian melahirkan kurikulum baru.

Suasana Covid 19 yang panjang, disinyalir telah melahirkan learning lost bagi peserta didik. Waktu belajar yang berkurang adalah salah satu penyebabnya. Sejak 2020 waktu belajar sangat berkurang. Jam tatap muka dalam ruang kelas tidak normal. Beragam aplikasi belajar lahir dan massif digunakan dalam proses pembelajaran. Guru kemudian harus berubah untuk familiar dengan IT serta mampu menggunakan beragam platform belajar itu. Namun, semuanya tidak mampu mengalahkan ruang kelas dengan interaksi langsung antara guru dengan murid. Suasana itu tidak hanya berdampak terhadap lemahnya pemahaman substansi pengetahuan peserta didik namun juga berekses terhadap sikap dan perilaku peserta didik.

Kurikulum merdeka mendorong lahirnya pemahaman dan sikap yang dilandasi paradigma baru dalam pembelajaran. Paradigma baru yang dihadirkan dalam Kurikulum Merdeka mengajak guru untuk berproses menuju perubahan dalam pembelajaran.

Terkait itu Pimpus PGNWDI mengambil peran penting. Menyadari bahwa keberadaan madrasah dan sekolah dalam lingkup organisasi NWDI, hadirlah daya upaya yang diharapkan akan melahirkan bibit-bibit pemahaman terhadap Kurikulum Merdeka. Organisasi guru di bawah naungan organisasi NWDI pimpus PGNWDI mengambil perannya dengan mengadakan kegiatan penting untuk tumbuhnya peningkatan kapasitas guru.

Sebagai sebuah kurikulum baru, diperlukan paradigm baru yang harus terlahir dalam diri guru. Merubah stigma ganti mentri ganti kurikulum, ganti presiden ganti kurikulum menjadi hal penting yang selalu menjadi bagian dalam memberi kerangka berpikir baru terhadap kehadiran Kurikulum Merdeka.

Kehadiran Kurikulum Merdeka bukan tentang ganti mentri ganti kurikulum. Namun, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum sebagai jawaban atas segala dinamika multidimensional. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang berusaha menghadirkan kerangka berpikir bahwa dunia telah berubah. Perkembangan berlangsung dengan cepat dari sisi tekhnologi. Sehingga hal itu mengharuskan perlu hadirnya sebuah kurikulum yang adaptif terhadap perkembangan itu. Oleh karenanya Kurikulum Merdeka hadir dengan berbagai hal-hal baru didalamnya. Diantaranya tentang Profil Pelajar Pancasila, Pembelajaran Berdiferensiasi.

Kehadiran Pembelajaran Berdiferensiasi memerlukan pemahaman komprehensif. Pembelajaran Berdiferensiasi bukan hanya sebuah istilah baru. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah suatu hal yang membedakan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013 yang mengguakan pendekatan scientifik.

Pembelajaran Berdiferensiasi memerlukan pemahaman sehingga dipahami dan dapat dilaksanakan dalam ruang kelas. Belajar untuk memahami dengan memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar dengan menyimak video didalamnya belum cukup untuk menghadirkan kemahiran guru dalam memahami dan menjalankan Pembelajaran Berdiferensiasi dalam ruang kelas. Pola pelatihan yang dihadirkan pemerintah dalam perkembangan dewasa ini menghendaki guru untuk aktif secara merdeka melakukan pengembangan diri dengan menentukan sendiri waktu untuk mengakses fitur-fitur yang ada didalamnya. Platform Merdeka Mengajar menghadirkan beberapa fitur didalamnya diantara pelatihan mandiri. Masalahnya tentu saja ini memerlukan lahirnya paradigm baru dalam diri guru untuk kemudian hadirya waktu dan kesempatana untuk secara mandiri belajar dengan melakukan akses didalam platform. Adakah sebagian besar guru telah melakukannya?.

Atas dasar itulah Pimpinan Pusat PGNWDI menginisiasi lahirnya upaya penting untuk melahirkan paradigma baru yang dibawa oleh Kurikulum Merdeka. PGNWDI melakukan kegiatan itu non profit. Kegiatan dilandasi semangat untuk menguatkan kapasitas guru dalam memahami bagian penting Kurikulum Merdeka sebelum sekolah dan madrasah diwajibkan oleh pemerintah untuk menerapkan Kurikulum Merdeka untuk semua sekolah. Keterlibatan ini adalah karena kesadaran bahwa keberadaan madrasah dan sekolah memerlukan touch dan itu sangat mungkin dengan kehadiran organisasi profesi guru sebagai salah satu banom dalam organisasi NWDI.

Sampai saat ini  PGNWDI telah melakukan dua kali pendampingan terhadap madrasah dan sekolah di dua lokasi berbeda yaitu di Lombok Timur dan Lombok Tengah. Pada tanggal sebelas September 2022. Pimpus PGNWDI mengadakan kegaiatan sosialisasi Kurikulum Merdeka dengan sasaran 200 peserta yang diadakan di Birrul Walidain bekerjasama dengan Unham. Agenda kegiatan yang sekaligus disertai penandatanganan MoU PGNWDI dengan BPMP Prov NTB.

Peningkatan kapasitas guru madrasah memerlukan sentuhan, kehadiran orprof dibutuhkan. Sinergi antara orprof PGNWDI dengan lembaga terkait diharapkan melahirkan sentuhan yang lebih masif terhadap upaya menghadirkan paradigma baru dalam diri guru dapat terwujud. Kurikulum Merdeka menghadirkan beberapa hal baru. Semuanya memerlukan kerangka berpikir baru. Kerangka Berpikir yang menghadirkan daya upaya untuk memahami dan dapat menerapkan pemahaman terhadapnya dan dapat dilaksanakan dalam ruang kelas. Semoga sentuhan yang diberikan oleh PGNWDI menghadirkan harapan itu. Harapan yang dimulai dari sinergisitas PGNWDI dalam menghadirkan pemahaman terhadap Kurikulum Merdeka. (red).

Oleh : Naharuddin, Sekretaris Bidang Litbang dan Diklat Pimpus PGNWDI dan Guru SMAN 1 Masbagik


  • Tags
default ads banner CODE: NEWS / BANNER 2 / 468x60

You can share this post!

Komentar