NWDI Online. Com - Dinamika yang terjadi dalam
dunia pendidikan terus menerus berprogres. Terbaru dari perkembangan itu adalah
lahirnya kurikulum yang dikenal dengan Kurikulum Merdeka. Kelahiran Kurikulum
Merdeka yang dipengaruhi dinamika pembelajaran dewasa ini menghendaki lahirnya
paradigma baru dalam setiap diri guru.
Dalam KBBI
paradigma bermakna kerangka berpikir. Sesuai dengan makna itu, paradigma baru
yang dihadirkan dalam Kurikulum Merdeka mengajak guru untuk berproses menuju
perubahan dalam pembelajaran, berproses untuk lahirnya pemahaman terkait
hadirnya Kurikulum Merdeka. Hal yang membutuhkan peran serta berbagai elemen
terkait diantaranya organisasi profesi guru.
Organisasi
profesi guru di Indonesia beragam jenisnya. Organisasi profesi guru ada yang
bernaung dan menjadi organisasi atau badan otonom organisasi. Selain itu, ada
yang berdiri sendiri tidak berafiliasi dengan organisasi seperti PGRI, IGI FSGI
dan lainnya.
Organisasi
profesi yang berada di bawah organisasi dan menjadi badan otonom, salah satunya
adalah PGNWDI (Persatuan Guru Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah).
Peran organisasi
profesi dalam meningkatkan kapasitas guru telah banyak dilakukan oleh
organisasi-organisasi profesi guru seperti IGI. Guru-guru yang tergabung dalam
wadah organisasi profesi selayaknya mendapatkan perhatian dalam peningkatan
kapasitas dalam menghadapi perubahan situasi yang berdampak terhadap
perkembangan pembelajaran yang kemudian melahirkan kurikulum baru.
Suasana Covid 19
yang panjang, disinyalir telah melahirkan learning lost bagi peserta didik.
Waktu belajar yang berkurang adalah salah satu penyebabnya. Sejak 2020 waktu
belajar sangat berkurang. Jam tatap muka dalam ruang kelas tidak normal.
Beragam aplikasi belajar lahir dan massif digunakan dalam proses pembelajaran.
Guru kemudian harus berubah untuk familiar dengan IT serta mampu menggunakan
beragam platform belajar itu. Namun, semuanya tidak mampu mengalahkan ruang
kelas dengan interaksi langsung antara guru dengan murid. Suasana itu tidak
hanya berdampak terhadap lemahnya pemahaman substansi pengetahuan peserta didik
namun juga berekses terhadap sikap dan perilaku peserta didik.
Kurikulum
merdeka mendorong lahirnya pemahaman dan sikap yang dilandasi paradigma baru
dalam pembelajaran. Paradigma baru yang dihadirkan dalam Kurikulum Merdeka
mengajak guru untuk berproses menuju perubahan dalam pembelajaran.
Terkait itu
Pimpus PGNWDI mengambil peran penting. Menyadari bahwa keberadaan madrasah dan
sekolah dalam lingkup organisasi NWDI, hadirlah daya upaya yang diharapkan akan
melahirkan bibit-bibit pemahaman terhadap Kurikulum Merdeka. Organisasi guru di
bawah naungan organisasi NWDI pimpus PGNWDI mengambil perannya dengan
mengadakan kegiatan penting untuk tumbuhnya peningkatan kapasitas guru.
Sebagai sebuah
kurikulum baru, diperlukan paradigm baru yang harus terlahir dalam diri guru.
Merubah stigma ganti mentri ganti kurikulum, ganti presiden ganti kurikulum
menjadi hal penting yang selalu menjadi bagian dalam memberi kerangka berpikir
baru terhadap kehadiran Kurikulum Merdeka.
Kehadiran
Kurikulum Merdeka bukan tentang ganti mentri ganti kurikulum. Namun, Kurikulum
Merdeka adalah kurikulum sebagai jawaban atas segala dinamika multidimensional.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang berusaha menghadirkan kerangka berpikir
bahwa dunia telah berubah. Perkembangan berlangsung dengan cepat dari sisi
tekhnologi. Sehingga hal itu mengharuskan perlu hadirnya sebuah kurikulum yang
adaptif terhadap perkembangan itu. Oleh karenanya Kurikulum Merdeka hadir
dengan berbagai hal-hal baru didalamnya. Diantaranya tentang Profil Pelajar
Pancasila, Pembelajaran Berdiferensiasi.
Kehadiran
Pembelajaran Berdiferensiasi memerlukan pemahaman komprehensif. Pembelajaran
Berdiferensiasi bukan hanya sebuah istilah baru. Pembelajaran Berdiferensiasi
adalah suatu hal yang membedakan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013 yang
mengguakan pendekatan scientifik.
Pembelajaran
Berdiferensiasi memerlukan pemahaman sehingga dipahami dan dapat dilaksanakan
dalam ruang kelas. Belajar untuk memahami dengan memanfaatkan Platform Merdeka
Mengajar dengan menyimak video didalamnya belum cukup untuk menghadirkan
kemahiran guru dalam memahami dan menjalankan Pembelajaran Berdiferensiasi
dalam ruang kelas. Pola pelatihan yang dihadirkan pemerintah dalam perkembangan
dewasa ini menghendaki guru untuk aktif secara merdeka melakukan pengembangan
diri dengan menentukan sendiri waktu untuk mengakses fitur-fitur yang ada
didalamnya. Platform Merdeka Mengajar menghadirkan beberapa fitur didalamnya
diantara pelatihan mandiri. Masalahnya tentu saja ini memerlukan lahirnya
paradigm baru dalam diri guru untuk kemudian hadirya waktu dan kesempatana
untuk secara mandiri belajar dengan melakukan akses didalam platform. Adakah
sebagian besar guru telah melakukannya?.
Atas dasar
itulah Pimpinan Pusat PGNWDI menginisiasi lahirnya upaya penting untuk
melahirkan paradigma baru yang dibawa oleh Kurikulum Merdeka. PGNWDI melakukan
kegiatan itu non profit. Kegiatan dilandasi semangat untuk menguatkan kapasitas
guru dalam memahami bagian penting Kurikulum Merdeka sebelum sekolah dan
madrasah diwajibkan oleh pemerintah untuk menerapkan Kurikulum Merdeka untuk
semua sekolah. Keterlibatan ini adalah karena kesadaran bahwa keberadaan
madrasah dan sekolah memerlukan touch dan itu sangat mungkin dengan kehadiran
organisasi profesi guru sebagai salah satu banom dalam organisasi NWDI.
Sampai saat
ini PGNWDI telah melakukan dua kali
pendampingan terhadap madrasah dan sekolah di dua lokasi berbeda yaitu di
Lombok Timur dan Lombok Tengah. Pada tanggal sebelas September 2022. Pimpus
PGNWDI mengadakan kegaiatan sosialisasi Kurikulum Merdeka dengan sasaran 200
peserta yang diadakan di Birrul Walidain bekerjasama dengan Unham. Agenda
kegiatan yang sekaligus disertai penandatanganan MoU PGNWDI dengan BPMP Prov NTB.
Peningkatan
kapasitas guru madrasah memerlukan sentuhan, kehadiran orprof dibutuhkan.
Sinergi antara orprof PGNWDI dengan lembaga terkait diharapkan melahirkan
sentuhan yang lebih masif terhadap upaya menghadirkan paradigma baru dalam diri
guru dapat terwujud. Kurikulum Merdeka menghadirkan beberapa hal baru. Semuanya
memerlukan kerangka berpikir baru. Kerangka Berpikir yang menghadirkan daya
upaya untuk memahami dan dapat menerapkan pemahaman terhadapnya dan dapat
dilaksanakan dalam ruang kelas. Semoga sentuhan yang diberikan oleh PGNWDI
menghadirkan harapan itu. Harapan yang dimulai dari sinergisitas PGNWDI dalam
menghadirkan pemahaman terhadap Kurikulum Merdeka. (red).
Oleh : Naharuddin, Sekretaris Bidang Litbang
dan Diklat Pimpus PGNWDI
dan Guru SMAN 1 Masbagik
Komentar