NWDI Online. Com - Pendiri NWDI, NBDI, dan NW yaitu Allohu yarham wa AlMagfuru Lahu TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid masyhur sebagai ulama yang konsisten berpegang teguh pada fikrah dan manhaj Ahlus Sunnah Wal jamaah (ASWAJA). Beliau sangat concern dalam mengcounter fikrah sempalan nan menyimpang.
Beberapa fakta tertulis dari pernyataan di atas di antaranya adalah beliau menulis sekaligus merekomendasikan beberapa kitab-kitab penting yang sangat pantas dimiliki oleh murid-murid beliau, pecinta, dan kaum penganut aqidah Aswaja secara umum.
Beliau menulis MULAHAZHAH dalam Hizib beliau “Di antara kitab yang sangat perlu atau penting dimiliki dan dijiwai oleh tiap-tiap muslim yang sayang pada imannya adalah:
1. KITAB GAUTSUL IBAD BI BAYANIR RASYAD KARYA SYAIKH MUSTAFA ABU SAIFUL HAMAMI
2. BARAHINUL KITAB WAS SUNNAH AN-NATIQAH ALA WAQA’IT TALAQAT AL-MAJMUAH MUNJAZAH AU MUALLAQAH KARYA SYAIKH SALAMAH AL-QUDA’I AL-AZZAMI AS-SYAFI’I
3. AL-BARAHIN AS-SYATI’AH FI RADDI BA’DIL BIDA’I AS-SYA’IAH KARYA SYAIKH SALAMAH AL-QUDA’I AL-AZZAMI AS-SYAFI’I
4. FURQANUL QUR’AN BAINA SIFATIL KHOLIQ WA SIFATIL AKWAN KARYA SYAIKH SALAMAH AL-QUDA’I AL-AZZAMI AS-SYAFI’I
5. AL-ISYFAQ ALA AHKAMIT THALAQ KARYA SYAIKH MUHAMMAD ZAHID AL-KAUTSARI
6. TAKMILAH ARRAD ALA NUNIYAH IBNUL QAYYIM KARYA SYAIKH MUHAMMAD ZAHID AL-KAUTSARI
7. SYIFA’S SAQOM FI ZIYARATI KHAIRIL ANAM KARYA IMAM TAQIUDDIN AS-SUBKI AL-MISRY
8. AD-DURRAH MUDI’AH FI RADDI ALA IBNI TAIMIYYAH KARYA IMAM TAQIUDDIN AS-SUBKI AL-MISRY
9. AS-SAIFUS SAQIL FI RADDI ALA IBNU ZAFIL KARYA IMAM TAQIUDDIN AS-SUBKI AL-MISRY
10. AL-I’TIBAR FI BAQA’I AL-JANNI WA AN-NAR KARYA IMAM TAQIUDDIN AS-SUBKI AL-MISRY
11. DAF’US SYUBAH MAN SABBAH WA TAMARRADA WA NASABA DZALIKA ILA AS-SAYYID AL-JALIL IMAM AHMAD KARYA IMAM TAQIYUDDIN ABU BAKAR AL-HISHNI
Syaikh Yusuf An-Nabhani
12. SYAWAHIDUL HAQ FIL ISTIGASHAH BI SAYYIDIL KHOLQI KARYA IMAM YUSUF ISMAIL AL-NABHANI
13. RO’IYYAH AS-SUGHRA BI ZAMMIL BID’AH WA MADHI ASSUNNAH AL-GARRA’ KARYA IMAM YUSUF ISMAIL AL-NABHANI
14. KASYFUL IRTIYABFI ATBA’I MUHAMMAD BIN ABDIL WAHHAB KARYA IMAM MUHSIN AMIN AL-AMILY
15. LUZUMIT TALAQ ATSALATS DUF’AH LIMA LA YASTATI’ AL-ALIM DAF’AHU KARYA SYAIKH MUHAMMAD HIDR AS-SHANQITY
16. TANBIHUL MUKMININ LIMAHASID DIN KARYA SYAIKH YUSUF AD-DAJAWI
17. AL-MAQSID AS-SADID FI BAYANI KHOTO’I AS-SYAUKANI FIMA IFTATAHA BIHI RISALATAHU FI QAULIL MUFID KARYA IMAM SIBAWAIH DI ZAMANNYA, SYAIKH ALI AL-MALIKI.â€
Salah seorang ikhwan, saudara kami yaitu Dr. TGH. Abdul Aziz Sukarnawadi, MA mencoba mengupas atau mereview kitab-kitab yang disebut oleh Syaikh Zainuddin di atas. Ia memberi judul “PERISAI KE-ASWAJAA-AN NAHDLATUL WATHAN: Membedah 17 Literatur Anti Wahabi Rekomendasi Pendiri NW.â€
Buku sejumlah 124 Halaman berupa resensi kita-kitab rekomendasi Maulansyaikh ini diterbitkan oleh Penerbit Samudera Biru Yogyakarta tahun 2016. Diberi pengantar oleh TGH. M. Nasrullah Ma'shum, Dr. TGH. Salimul Jihad, dan Dr.TGH. Sholah Sukarnawadi.
Satu persatu kitab-kitab rekomendasi Syaikh Hamzanwadi di atas ditelaah pembahasan utamanya. Ulama-ulama yang menulis kitab-kitab itu pun disajikan profil singkatnya oleh Aziznawadi, panggilannya di dunia maya.
Menurut kami, setidaknya ada beberapa kesimpulan yang kami dapat peroleh dari pembacaan kami terhadap resensi kitab-kita rekomendasi Maulanasyaikh yang dipaparkan Dr. Aziznawadi
Pertama, Maulanasyaikh adalah seorang pejuang aqidah Aswaja yang murni. Ini dibuktikan dengan deretan kitab-kitab yang direkomendasikan oleh beliau adalah kitab-kitab yang mempertahankan hujjah dan jawaban aswaja atas beragam pemikian penyimpang, baik dari segi aqidah, fiqhiyah, muamalah, dan fikriyah (pemikiran). Kurang lebihnya beliau berkata melalaui kitab-kitab tersebut, “Jika kalian ingin tahu prinsip perjuangan saya (keaswajaan beliau), miliki dan baca kitab-kitab itu.â€
Kedua, sesungguhnya Maulanasyaikh memiliki referensi bahan bacaan yang sangat luas. Kami meyakini sebelum beliau merekomendasikan kitab-kitab di atas, beliau sudah lebih dulu menelaah pemikiran –pemikiran yang dianggap menyimpang dengan membaca langsung dari induknya. Contoh: ketika beliau merekomendasikan kitab Ad-Durrah Mudi’ah Fi Raddi Ala Ibni Taimiyyah dan kitab As-Saifus Saqil Fi Raddi Ala Ibnu Zafil keduanya karya Imam Taqiuddin As-Subki Al-Misry, pasti beliau sudah membaca kitab-kitab karya Syaikh Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim terlebih dahulu. Atau beliau mencocokkan apa yang ditulis oleh Imam As-Subki, dengan terjun langsung mengecek di kitab Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim. Sebab, naluri keulamaan beliau pasti menuntun ke arah sana.
Ketiga, dengan luasnya bahan bacaan beliau, hal itu membuat beliau hati-hati memberi rekomendasi terhadap suatu permasalahan, terutama menyangkut aqidah dan fikriah. Bagi faham aswaja, vonis syirik, kafir, bi’ah, dan sesat itu ditetapkan dengan ilmu, bukan emosi apalagi perasaan. Ilmu dan kajian mendalamlah yang menuntun pelabelan terhadap vonis-vonis bagi prilaku menyimpang. Hal tersebut merupakan ranah para ulama yang diakui keilmuan dan kesalihannya. Jadi bukan sembarang orang asal bunyi sesat, syirik, kafir, atau bid’ah tanpa mengkaji referensi yang muktabar.
Keempat, setelah kami mengamati resensi/review buku “PERISAI KE-ASWAJAA-AN NAHDLATUL WATHAN: Membedah 17 Literatur Anti Wahabi Rekomendasi Pendiri NW.†Kami menemukan fakta bahwa 11 dari 17 kitab rekomendasi Maulanasyaikh itu adalah karya ulama-ulama Universitas Al-Azhar atau ulama kelahiran Negeri Mesir. Kitab yang kami maksud adalah kitab nomor 1 sampai 10 ditambah kitab no 16. Ini fakta yang menarik sekali. Bapak Maulanasyaikh diakui sudah akrab dengan kitab lintas mazhab, dan beliau melalui rekomendasi ini mengakui keunggulan karya-karya ulama Al-Azhar dalam memperjuangkan eksistensi Aswaja di dunia Islam.
Mengapa harus 11 kitab itu, padahal banyak karya lain yang lebih komprehensif? Kami menangkap pesan tersirat (isyarat) bahwa jika ingin mengetahui lebih dalam hujjah Ahlus sunnah dalam beragam aspek, cukup telaah seksama dan jiwai kitab-kitab masyaikh Al-Azhar. Dengan kata lain seolah beliau merekomendasikan begini, “Jika kalian ingin menjadi pendekar Aswaja, belajarlah ke Al-Azhar Mesir.â€
Pada pertengahan tahun 90-an di YPH Pancor beliau menerima dengan tangan terbuka kehadiran Syaikh Jum'ah Fathi Al Mishri untuk mengajar di Ma'had DQH selama sekian tahun. Syaikh utusan resmi Universitas Al Azhar ini kerap mndampingi Mauanasyaikh berdakwah ke dusun dan dasan. Beliau setiap solat Jumat hampir selalu menjadi imam di Masjid At-Taqwa Pancor. Selepas itu pasti santap siang di rumah penulis di kampung Bermi Pancor.
Setidaknya isyarat belajar ke Mesir inilah yang kami peroleh dari rekomendasi 17 kitab di atas. Jadi, bagi abituren NW-NWDI yang belajar ke Mesir bisa dibilang minger karena bisa menangkap pesan rahasia Maulanasyaikh. Beruntunglah kader, abituren, dan pecinta Maulanasyaikh diberikan kesempatan oleh Alloh menimba ilmu, adab, dan berburu berkah ke negeri Para Nabi dan Wali (Sayangnya penulis belum bernasib belajar ke Mesir). Bukankah dalam wasiat Renungan Masa tertulis:
Malahan maulana banyak bersurat
Di samping tersurat banyak tersirat
Mutiara hikmat penuh isyarat
Lahir batinnya membawa rahmat
Kelima, sekiranya hari ini maulanasyaikh masih hidup, kami meyakini bahwa beliau pasti merekomdasikan sejumlah kitab terbaru lagi kontemporer yang layak dimiliki. Mengingat beliau adalah kutu buku yang selalu update terhadap berbagai kajian-kajian baru. Terlebih lagi beragam isu yang hadapi ummat Islam hari ini tidak saja menggoyahkan manhaj aswaja yang dulu kerap diselewengkan, namun mencoba meruntuhkan Islam dan mengoyak-oyak Al-Qur’an dan Hadits Nabi saw. Musuh-musuh Islam sudah tidak malu-malu lagi mengacak-acak Al-Qur’an dan merendahkan sabda-sabda Nabi saw yang mulia. Oleh karena itu perlu kiranya Dewan Musytasar NW dan Dewan Musytasar atau Dewan Pakar NWDI melanjutkan tradisi “rekomendasi†kitab-kitab yang sangat layak dimiliki oleh warga Nahdliyyin khususnya, dan ummat Islam pada umumnya. Tidak saja merekomdasikan calon-calon kepala daerah, calon anggota dewan, atau calon presiden saja.
Keenam, kitab-kitab yang direkomendasikan Maulana di atas sangat langka. Bahkan kami meyakini tidak dimiliki setengahnya atau mungkin kurang oleh Tuan Guru dan akademisi NW-NWDI. Jadi, PBNW dan PB NWDI perlu mendistribusikan kitab-kitab tersebut sebagai amanah Maulanasyaikh Hamzanwadi. Kitab-kitab itu perlu didalami, dikaji, diseminarkan bila perlu diterjemahkan oleh kader-kader NW dan NWDI
Terakhir, selamat kepada akhi fillah wa fin Nahdhah, Dr. TGH. Aziznawadi atas karya sederhana yang tidak terpikirkan oleh banyak akademisi Nahdliyyin dan tentu sangat berharga. Resensi buku ini adalah pintu masuk untuk menyelamai kitab-kitab rekomendasi Maulanasyaikh.
Mudah-mudahan barakah dan menginspirasi khalayak ramai, utamanya kaum Nahdliyyin.
Wallohu A’lam bis showab. (Redaksi).
Oleh : TGH. Habib Ziadi Tohir, M.Pd. Penulis adalah Ketua PD NWDI Lombok Tengah, Pengasuh Ponpes Darul Muhibbin NW Mispalah dan Direktur Sinar5 Care Lombok Tengah.
Komentar