default ads banner CODE: NEWS / LARGE LEADERBOARD / 970x90

TGB : Dokumen Abu Dhabi Dari Toleransi ke Kolaborasi

TGB : Dokumen Abu Dhabi Dari Toleransi ke Kolaborasi
Keislaman
Anggota Majelis Hukama Muslimin TGB Dr HM Zainul Majdi _foto dok. iNews.id
default ads banner CODE: NEWS / BANNER 1 / 468x60

NWDI Online. Com – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (PB NWDI) yang juga Anggota Majelis Hukama Muslimin TGB Dr HM Zainul Majdi menyampaikan dokumen Abu Dhabi menekankan hubungan kemanusiaan dari toleransi kepada kolaborasi. Dokumen ini disepakati Grand Syeikh Al Azhar dan Paus di Vatikan. 

"Penekanan dari dokumen ini dari toleransi kepada kolaborasi," katanya di Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya, Rabu (25/1/2023) seperti dikutip NWDI Online dari iNwes.id. 

Ketua Harian Nasional Partai Perindo ini menjelaskan Grand Syeikh Al Azhar saat itu melihat landskap di Mesir hubungan dengan Gereja Koptik. Disebutkan, orang ramai bicara toleransi. 

"Tanpa sadar, masing-masing pihak membanggakan khazanahnya. Dirinya bilang paling toleran," katanya.

Dokumen Abu Dhabi ini, tegas Doktor Ahli Tafsir Alquran ini, membangun kerja sama kongkrit tentang kemanusiaan, kemiskinan, perempuan, dan anak. Antar umat beragama berjumpa bukan hanya tokoh saja. 

"Para tokoh ini sudah bersahabat. Perlu anak muda sebagai pembentuk bangsa ini ke depan, " urainya. 

Lebih lanjut, para pemuda turut bekerja sama menyelesaikan masalah di Indonesia. Mulai masalah kemiskinan, kesenjangan sosial, sampai keadilan. 

"Memperbanyak perjumpaan, bukan hanya berada di kamar (agama) masing-masing untuk membangun Indonesia," tandasnya. 

Seminar nasional dokumen Abu Dhabi dengan rema Persaudaraan Sejati untuk Gerakan Bersama Mengatasi Masalah Kemanusiaan turut dihadiri Sekretaris Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan KWI (HKKWI) Romo Agustinus Heri Wibowo, Ketua Lakpesdam PBNU H Ulil Absar Abdalla, Sangha Trevada Indonesia Bhikku Dhamasubo Mahatera, Direktur Eksekutif Maarif Institute Abd Rohim Ghazali, dan Direktur Program Maarif Institute Moh Shofan.

Sementara itu, Sangha Trevada Indonesia Bhikku Dhamasubo Mahatera menambahkan, mengacu pada budaya lama mengenai hubungan antar umat beragama, tak hanya cerita tanpa rasa, janji tanpa bukti. Indonesia sudah bicara data dan fakta.

"Membangun nusantara yang indah sejak 200 sebelum masehi," katanya.  Untuk Indonesia ke depan, dia mengibaratkan seperti panah semakin ditarik ke belakang, lari busur semakin kencang.  "Bicara Indonesia ditarik lagi ke belakang, niat awal mendirikan Indonesia," katanya. (red).


  • Tags
default ads banner CODE: NEWS / BANNER 2 / 468x60

You can share this post!

Komentar